Salah satu komponen kelistrikan pada motor yang perannya sangat besar dalam peningkatan performa adalah koil . Komponen ini yang bertugas memperbesar arus dari cdi dan di patikan dan di transfer ke busi pada saat pembakaran . Besar kecilnya api busi tergantung dari koil yang mengalirkannya melalui kabel koil . Yang jadi masalah kalau tunggangan kita mogok yang disebabkan oleh komponen ini .
Sebenarnya apakah kinerja koil pada tunggangan sobat masih optimal apa tidak , bisa kita lacak kondisinya agar kejadian motor mogok tidak sobat alami di jalan . Jika koil sudah tidak optimal atau akan berujung mati kinerjanya [usang ] ditandai muncul serbuk putih seperti ketombe pada ujung kawat koil atau pun didalamnya yang akibatnya tegangan atau arus terganggu , saat dites pun warna api yang keluar dari kawat berwarna merah dan tidak biru lagi .
Untuk koil original kawat pada kabel jarang karatan paling - paling ujung kabel dekat cop busi patah sehingga arus menjadi bocor . Sedangkan untuk koil imitasi biasanya warna kawat berubah jadi hitam lantaran tidak kuat di lalui arus tegangan tinggi .
Sekalipun dalam kondisi tersebut diatas koil jenis apapun masih bisa berfungsi hanya saja performa atau kinerja pada mesin berkurang atau berakibat mesin sering mati namun bila kita diamkan beberapa saat akan hidup kembali .
Untuk meyakinkan kwalitas koil pada motor sobat silahkan sobat uji dengan avometer . Untuk motor harian ukurannya 0.64 - 0.78 ohm lalu kabel sekunder 11.4 - 14.0 kilo ohm . Dengan ukuran ini gap atau celah busi 0.75 mm dengan maksud agar apinya besar dan biru .