Bila kondisi normal, seharusnya busi dalam keadaan kering sehingga mampu untuk memercikkan api untuk membakar campuran gas di ruang pembakaran sebagai hasil kerja dari karburator atau injektor.
Busi yang basah bukan karena adanya air yang masuk ke dalam ruang bakar, tetapi rembesan yang membuat permukaan busi itu menjadi basah adalah karena ada faktor bahan bakar atau oli mesin.
Lalu, apa jadinya jika kondisi busi tersebut basah baik oleh bensin atau oli? Tak jarang bukan hanya basah oleh bensin atau oli, melainkan gosong alias terbakar. Ini tentunya akan mengganggu proses pengapian dan kendaraan pun menjadi mogok.
Busi motor yang basah biasanya dijumpai ketika mesin susah untuk dihidupkan, meskipun kita telah melakukan upaya beberapa kali untuk menyalakan mesin, baik dengan electric starter maupun kick starter.
Akan tetapi hasilnya mesin susah dihidupkan. Penyebabnya baru ketahuan setelah kita membuka businya dan ternyata elektrodanya basah. Berikut ini beberapa penyebab busi basah dan cara mengatasinya.
1. Kerusakan pada busi
Dalam kondisi normal, busi akan memercikkan bunga api ketika kita berusaha menyalakan mesin baik dengan electric starter maupun kick starter. Ketika menstarter mesin maka akan terjadi pembakaran di dalam ruang bakar dan mesin pun akan hidup.
Jika busi gagal memercikkan bunga api ketika melakukan starter, campuran udara dan bensin akan masuk saat langkah hisap.
Berhubung busi tidak mampu memercikkan api, maka campuran udara dan bensin tidak akan terbakar karena udara di dalam ruang bakar tercampur bensin.
Selain itu, kelembaban udara di dalam ruang bakar pun lebih tinggi. Hasilnya, udara lembab tersebut menempel pada seluruh dinding ruang bakar, termasuk elektroda pada busi.
Solusinya cuma satu yakni ganti busi yang telah mati itu dengan yang baru dan gunakan busi yang sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrikan.
2. Sistem pengapian bermasalah
Sistem pengapian yang ada pada sistem motor injeksi termasuk sistem pengapian DC, berbeda dengan sistem pengapian generasi motor CDI DC generasi sebelumnya.
Pada sistem pengapian injeksi, komponen pengapian CDI menyatu dengan rangkaian kontrol injeksi atau kita kenal sebagai ECM (engine control modul). Jadi komponen ECM berfungsi sebagai sistem pengapian dan juga memiliki fungsi untuk mengontrol injeksi atau sistem penyemprotan bahan bakar ke silinder.
3. Air merembes ke mesin
Meskipun ini jarang terjadi, tapi bukan tidak mungkin ada air yang masuk ke mesin ketika kita sedang melakukan pencucian.
Air bisa saja masuk ke mesin lewat filter udara dan menggenangi daerah filter udara. Mungkin ketika menyalakan mesin, sepertinya terlihat normal. Padahal yang terjadi adalah genangan air ikut terhisap aliran udara hingga masuk ke intake.
Efeknya busi menjadi basah dan tidak keluar percikkan api. Solusinya adalah temukan letak air yang menggenang itu dan bersihkan.
4. Kualitas bahan bakar yang buruk
Seperti kita ketahui, bahan bakar yang bagus untuk mesin injeksi yakni bensin tanpa timbal alias RON 92 (Pertamax). Tetapi tak jarang pengguna motor injeksi lebih sering menggunakan bahan bakar dengan nilai RON 88 atau premium. Solusinya, gunakan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin.
5. Ring kompresi mengalami aus
Oli dari mesin masuk ke dalam ruang bakar ketika piston beroperasi. Efeknya tak hanya membuat busi menjadi basah, warna asap knalpot pun menjadi berwarna putih. Asap putih disebabkan oleh oli yang ikut terbakar.
Ada dua komponen yang berpotensi mengalami kerusakan yakni ring piston dan linner silinder. Solusinya yakni dengan mengganti ring piston atau melakukan oversize pada blok.
sumber :PR